PT Equityworld Futures Semarang – Harga Kakao Merayap Naik; Harga Kopi Arabika Sentuh Rekor Tertinggi
PT Equityworld Futures Semarang – Harga kakao dan kopi Arabika mencatatkan kenaikan signifikan di tengah kekhawatiran pasokan global yang membayangi pasar komoditas ini. Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu di wilayah penghasil utama, serta dinamika permintaan dan penawaran yang bergejolak, kedua komoditas ini menunjukkan tren kenaikan.
Pergerakan Harga Kakao
Harga kakao untuk kontrak bulan Maret di ICE New York dan London mengalami peningkatan tajam pada Selasa, dengan masing-masing naik +4.72% dan +3.80%. Rally ini didorong oleh penurunan prospek panen kakao di Afrika Barat. Maxar Technologies memperingatkan bahwa kondisi kering di wilayah ini dapat mengganggu perkembangan awal tanaman kakao pertengahan tahun yang dipanen pada bulan April. Selain itu, angin Harmattan yang baru tiba dapat memperparah situasi ini.
Stok kakao global yang menyusut turut mendorong kenaikan harga. Persediaan kakao yang dicatat ICE di pelabuhan AS telah menurun selama 1-1/2 tahun terakhir dan jatuh ke titik terendah 20 tahun pada Selasa, yakni 1.464.328 kantong. Organisasi Kakao Internasional (ICCO) menaikkan estimasi defisit kakao global untuk tahun 2023/24 menjadi 478.000 MT, defisit terbesar dalam lebih dari 60 tahun. ICCO juga memproyeksikan rasio stok/kakao global tahun 2023/24 hanya 27%, terendah dalam 46 tahun terakhir.
Kenaikan Harga Kopi Arabika
Harga kopi Arabika untuk kontrak Maret meningkat ke level rekor, melampaui $3.40 per pon, mencapai level tertinggi sejak setidaknya tahun 1972. Kenaikan ini sebagian besar didorong oleh kekhawatiran atas pasokan di masa depan di Brasil, produsen Arabika terbesar di dunia, setelah kekeringan parah melanda wilayah tersebut awal tahun ini. Hujan pada bulan Oktober tidak cukup untuk memulihkan kelembaban tanah, melemahkan prospek panen untuk musim 2025/26. Volcafe, seorang pedagang besar, telah menurunkan perkiraan produksinya untuk Arabika Brasil menjadi hanya 34,4 juta kantong, turun sekitar 11 juta kantong dari perkiraan sebelumnya pada bulan September.
Selain faktor cuaca, kenaikan harga kopi juga dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan, terutama dari Asia, serta spekulasi keuangan yang turut berkontribusi pada tekanan ke atas harga. Hal ini telah memicu beberapa eksportir kopi Brasil untuk menutup lindung nilai mereka dan membeli kembali futures kopi, mendorong harga lebih tinggi lagi. Tren kenaikan ini menyoroti tantangan yang dihadapi produsen kopi global dan implikasi yang lebih luas dari perubahan iklim terhadap pertanian.
Permintaan dan Cuaca
Sementara prospek cuaca tetap kritis, dengan hujan di Brasil yang konsisten berada di bawah rata-rata sejak April, berdampak negatif pada kondisi pembungaan pohon kopi. Selain itu, curah hujan yang kurang memadai berpotensi mengurangi produksi kopi negara tersebut dan menjadi sentimen positif bagi harga. Di Minas Gerais, daerah penghasil Arabika terbesar di Brasil, curah hujan dilaporkan hanya mencapai 60,9 mm dalam seminggu terakhir, atau 91% dari rata-rata historis.
Kopi Robusta juga mengalami peningkatan harga, didorong oleh penurunan produksi di Vietnam akibat kekeringan. Faktor-faktor ini menggambarkan realitas pasar kopi yang sensitif terhadap perubahan kondisi cuaca, yang berpotensi memposisikan komoditas tersebut pada lintasan kenaikan harga di waktu mendatang. Dengan kondisi pasar saat ini, investor dan pengamat pasar terus memperhatikan bagaimana faktor-faktor ekonomi dan lingkungan akan mempengaruhi pasokan dan harga komoditas ini di masa depan.
Komentar
Posting Komentar