PT Equityworld Futures Semarang – Bursa Asia Terus Melemah di Tahun Baru Imbas Aksi Profit Taking dan Sentimen Suku Bunga
PT Equityworld Futures Semarang – Mayoritas bursa saham Asia jatuh pada hari Kamis (04/01), memperpanjang pelemahan setelah awal yang lemah di tahun ini kala keraguan yang terus-menerus hadir soal batas waktu dan skala pemotongan suku bunga Federal Reserve membuat investor mengunci lebih banyak keuntungan.
Pasar regional mengikuti sinyal yang lemah dari Wall Street, dengan indeks saham AS jatuh untuk sesi kedua berturut-turut pada hari Rabu akibat sentimen terhadap ekuitas tetap tegang. Saham-saham AS juga mengalami aksi profit taking yang besar setelah kenaikan yang luar biasa di bulan Desember.
Di Asia, indeks Nikkei 225 Jepang berkinerja terburuk, jatuh 1,2% dalam perdagangan mengejar ketertinggalan setelah libur tahun baru yang diperpanjang. Sentimen terhadap Jepang juga diguncang oleh gempa bumi dahsyat di awal minggu ini, yang menewaskan sejumlah orang dan menyebabkan disrupsi yang meluas di Jepang tengah.
Data purchasing managers index (PMI) menunjukkan aktivitas manufaktur Jepang tetap mengalami kontraksi di bulan Desember.
Kerugian saham-saham teknologi besar juga menekan Nikkei, mencerminkan tren yang terlihat di sebagian besar pasar saham.
Saham teknologi Asia turun lebih jauh imbas ketidakpastian pangkas suku bunga masih berlanjut
Indeks-indeks teknologi terus menanggung beban kerugian besar karena pasar masih menerka kapan the Fed dapat mulai memangkas suku bunga tahun ini. Indeks KOSPI Korea Selatan melemah 0,9%, sementara indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,4%.
Risalah rapat Fed bulan Desember menunjukkan para pejabat bank sentral mengakui adanya kemajuan melawan inflasi selama tahun lalu. Namun, risalah tersebut juga memberikan sedikit isyarat mengenai kapan bank berpotensi mulai memangkas suku bunga seperti yang diisyaratkan dalam rapat tersebut.
Risalah juga mengungkap bahwa para pengambil kebijakan khawatir akan terjadinya soft landing untuk ekonomi AS, dan apakah kebijakan moneter terlalu ketat.
Meskipun The Fed masih diperkirakan akan memangkas suku bunga setidaknya 75 basis poin pada tahun 2024, pasar tetap tidak yakin mengenai waktu pemangkasan yang mungkin dilakukan. Hal ini mendorong aksi profit taking besar-besaran dari saham-saham teknologi, yang telah meningkat tajam hingga Desember karena prospek pemangkasan suku bunga tahun ini.
Pasar juga berhati-hati sebelum data nonfarm payrolls yang akan dirilis pada hari Jumat ini, yang diperkirakan akan mempengaruhi kebijakan moneter.
Saham-saham Asia yang lebih luas lanjutkan pelemahan terbarunya, dengan ASX 200 Australia turun 0,3% dan semakin jauh dari level tertinggi 2,5 tahun baru-baru ini. Data PMI menunjukkan sektor jasa Australia tetap mengalami kontraksi hingga bulan Desember.
Indeks futures Nifty 50 India menunjukkan pembukaan yang lemah, dengan indeks yang akan mengalami lebih banyak aksi profit taking setelah mencapai serangkaian rekor tertinggi di bulan Desember. Data PMI pada hari Rabu menunjukkan Aktivitas manufaktur India tumbuh kurang dari yang diharapkan pada bulan Desember.
Saham-saham China terus tertinggal dari yang saat survei swasta yang positif di sektor jasa tidak banyak menginspirasi kepercayaan di negara tersebut. Indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 bluechip jatuh 1,1% dan tetap mendekati level terendah dalam lima tahun terakhir, sementara indeks Shanghai Composite melemah 0,7%.
PMI jasa Caixin menunjukkan bahwa sektor jasa China tumbuh lebih baik di bulan Desember.
Namun, angka-angka ini masih menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi di China masih berada di bawah tekanan, utamanya karena aktivitas manufaktur - yang merupakan penyumbang yang lebih besar dari perekonomian - tetap lamban hingga bulan Desember.
Data PMI resmi yang dirilis awal minggu ini juga memberikan gambaran ekonomi yang jauh lebih lemah dibanding dengan pembacaan Caixin.

Komentar
Posting Komentar