PT Equityworld Futures Semarang – Dollar As Naik Tipis, Yen jatuh
PT Equityworld Futures Semarang – Dolar AS beranjak naik tipis di awal perdagangan Eropa hari Selasa (31/10), sementara yen jatuh setelah Bank of Japan mempertahankan sikap ultra-dovish. Pukul 14.20 WIB, Indeks Dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lainnya, diperdagangkan naik 0,2% ke 106,122.Peningkatan nilai Dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama lainnya adalah indikasi bahwa mata uang tersebut sedang menguat terhadap mata uang yang lain. Dalam konteks ini, Dolar AS sedang menguat sedikit terhadap mata uang-mata uang tersebut.
Keputusan Bank of Japan (BoJ) untuk mempertahankan sikap ultra-dovish dengan tetap memegang suku bunga negatif atau hanya membuat sedikit perubahan pada kebijakan kontrol kurva imbal hasilnya, mungkin telah membuat Yen Jepang melemah. Investor mungkin mengharapkan langkah yang lebih agresif dari BoJ, yang tidak terjadi.
Peningkatan di indeks Dolar AS mengukur kekuatan Dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama lainnya. Dalam situasi ini, indeks Dolar AS naik 0,2% menjadi 106,122, yang menunjukkan penguatan Dolar AS dalam perdagangan tersebut.
Dolar AS mengalami penguatan tipis terhadap sejumlah mata uang lainnya, termasuk Yen Jepang, setelah Bank of Japan (BoJ) memutuskan untuk mempertahankan sikap ultra-dovish. Keputusan ini mengecewakan pasar yang mengharapkan langkah yang lebih agresif dari BoJ. USD/JPY menguat dan mendekati level 150, yang menjadi sorotan karena potensi intervensi pemerintah.
Federal Reserve (Fed) AS sedang mengadakan rapat kebijakan dua hari. Meskipun diperkirakan akan mempertahankan suku bunga saat ini, Fed kemungkinan akan menegaskan rencananya untuk suku bunga yang lebih tinggi di masa depan. Ini dapat mendukung Dolar AS.
Euro menguat sedikit terhadap Dolar AS menjelang rilis data pertumbuhan dan inflasi zona euro. Data pertumbuhan yang lemah dan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya dapat mempengaruhi kebijakan moneter European Central Bank (ECB) di masa depan.
Data purchasing managers index (PMI) yang menunjukkan kontraksi sektor manufaktur China di bulan Oktober dan perlambatan pertumbuhan sektor non-manufaktur dapat menjadi sinyal negatif untuk ekonomi China dan memengaruhi mata uang Cina (CNY).
Pound Inggris (GBP) mengalami penurunan sebelum rapat kebijakan Bank of England, yang diperkirakan akan menahan suku bunga. Mata uang Australia (AUD) dan Mata Uang Selandia Baru (NZD) mengalami penurunan, dengan AUD terpengaruh lebih signifikan, mungkin karena tekanan lebih lanjut pada mata uang komoditas ini.
Pergerakan mata uang dan pasar keuangan sangat dipengaruhi oleh berita dan kebijakan yang berkembang. Investor dan pelaku pasar terus memantau berita dan data ekonomi terkini untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.
PT Equityworld Futures Semarang

Komentar
Posting Komentar